Selasa, 27 Desember 2016

CORETAN PERTAMA

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, ternyata empat bulan sudah saya berada di Mesir. Negeri para nabi, negeri yang tercantum dalam al-Quran (Tercantum dalam al-Quran dengan kata Mesir sebanyak lima kali, QS. al-Baqarah : 61, QS. Yunus : 87, QS. Yusuf : 21 dan 99, dan QS, az-Zukhruf : 51), negeri dengan tempat-tempat bersejarah dan pusat peradaban, serta tidak lupa negeri yang terkenal akan wanitanya yang memiliki paras cantik bagaikan ratu cleopatra (emang akiid cleopatra cantik?? ).

Alhamdulillah di sini Allah mempertemukan saya dengan teman-teman yang sangat baik, shaleh, dan perhatian. Tidak hentinya mereka selalu menasihati kepada saya ketika lalai atau ketika semangat belajar menurun, mereka lah salah satu nikmat yang Allah karuniakan kepada saya.
Pada suatu malam di hari kamis, malam yang sangat di tunggu-tunggu oleh masisir (karena jumat libur). Saya pulang dari Markaz lughah dengan perasaan senang karena tidak terasa seminggu berlalu dengan cepat dan besok pun libur. Terbayang dalam benak kegiatan apa saja yang akan di lakukan pada hari libur, biasanya di isi dengan kegiatan yang membuat mood meningkat setelah lelah nya fikiran dan hati dengan pelajaran bahasa arab yang rumit, penuh dengan huruf hijaiyah gundul, serta kosa kata yang asing seolah saya ingin berkata setiap pelajaran selesai : "Abang lelah hayati....". Namun sayang apalah daya diriku hanya jomblo sebatang kara (tapi tidak kere). Akhirnya ketika sampai di rumah diriku tertuju pada laptop teman yang telah siap dengan berbagai film update terbaru, saya pun akhirnya menonton film tersebut bersama salah satu teman saya. Namun saat asyik menonton saya tertuju pada salah seorang teman. Si dia teman baik saya, yang pernah satu ma'had lughah di Bandung walaupun sebenarnya dulu tidak kenal tapi mungkin sudah jodoh dan izin Allah saya kenal dengan dia saat di Mesir. Dia adalah Fikri Nur Falah (bule panggilan kesayangannya), pada saat itu saya melihat dia dengan tatapan muka serius sedang mengerjakan salah satu proyeknya yang ada di dalam laptop. Saya sangat penasaran dengan apa yang dilakukannya, akhirnya dengan rasa pede seakan-akan saya mau menyatakan cinta kepada wanita pujaan hati, saya bertanya kepada bule : "le antum keur naon? (le kamu lagi apa?)". "ah biasa we keur ngagugulung karesep (biasa lagi ngerjain hobi saya) ". Sahut dia sambil sedikit menebar senyum manisnya kepada saya. Saya sangat penasaran dengan apa yang dia kerjakan, ketika saya melihatnya ternyata dia sedang menulis salah satu artikel yang akan di masukan ke dalam salah satu blognya. Seketika saya berfikir ternyata teman baik saya adalah seorang Blogger, ketika saya melihat apa yang dia tulis dan mengatamati judul apa yang akan dia pakai untuk tulisan tersebut, dia berkata kepada saya : "ini kegiatan saya yang biasa dilakukan di waktu senggang, lumayan lah ngisi waktu dengan hal yang positif serta bermanfaat. 

Memang walau pun tulisan saya ini belum terkenal seperti tulisan karya-karta penulis terkenal seperti habiburrahman el-shirazy, tere-liye, bahkan penulis yang terkenal sejagat masisir, seperti zaldi jamil, dan maulanaisme. Tapi inilah usaha saya untuk menjadi seperti mereka bahkan melampaui mereka. Memang sekarang tulisan saya belum tentu sebagus mereka, banyak sekali kelemahan dan sesuatu yang harus saya pelajari, tapi dengan seringnya saya menulis pasti sedikit demi sedikit kemampuan saya akan terasah dan bertambah, karena sesuatu itu butuh proses, serta tidak akan pernah terjadi begitu saja dan menikmati proses itu adalah hal yang wajib di tanamkan pada diri kita ". Subhaanallah betapa kagumnya saya terhadap salah satu teman yang baik hati seperti bule, perkataannya itu menjadi motivasi tersendiri untuk saya agar selalu semangat menimba ilmu di sini. Seolah-olah perkataannya melebihi acara motivasi disalah satu stasiun tv swasta. Namun saat terdiam sejenak bule berkata lagi kepada saya dengan sedikit tertawa : "kegiatan seperti ini lebih berarti dan terasa manfaatnya, daripada kamu megang handphone lalu buka akun instagram, terus stalking akun cewek yang belum tentu jadi jodoh kamu hahahaha". Perkataan tersebut bagaikan petir disiang hari menyambar ke dalam hati saya, tapi saya pun membalas : "sorry le.... saya jomblo, masa jomblo ngeliat akun cewek orang lain". Dia hanya membalas ucapan saya dengan senyuman manisnya. Akhirnya setelah saya selesai menonton dan bule selesai dengan tulisannya tersebut, pada malam itu saya dan bule beranjak ke tempat tidur masing-masing untuk bersiap menyongsong hari-hari berikutnya yang penuh dengan kejutan.

Semenjak saat itu rasanya ingin sekali memiliki keahlian dalam menulis, merangkai kata-kata sedemikian rupa, menjadi sebuah karangan atau tulisan yang begitu indah serta penuh makna. Tapi, saya teringat diri sendiri yang tidak memiliki skill atau basic untuk hal tersebut dan mungkin saja kalau saya menulis bisa dibayangkan apa yang akan saya hasilkan dari tulisan tersebut hanya sampah. Namun suatu hari setelah kejadian itu, saya bertemu dengan salah satu senior saya, kebetulan dia merupakan seorang penulis yang terkenal sejagat masisir. Dia adalah mang ochid, atau sering kita kenal zaldi jamil dengan bukunya yang terkenal "buku nikah" (kalo mau pesen mah bisa, tinggal hubungi saya... ). Saat itu, saya sangat lapar karena belum makan dari pagi hari sampai pulang dari markaz lughah kampus tercinta. Namun ketika itu ada tawaran yang menggiurkan, tentunya sangat disayangkan kalau saya tolak dan emang saya tidak bisa menolaknya, karena mang ochid mau mentraktir saya dengan makanan khas Mesir. "lapar kan? Hayu atuh kita jajan firakh". Betapa senangnya ketika keadaan lapar lalu ada orang yang baik hati menawarkan firakh (ayam bakar khas Mesir) gratis. Tidak berfikir panjang saya pun langsung menerima tawaran tersebut, sambil berkata : "hayu atuh mang gratis mah siap....". Saya dan bang ochid pergi ke salah satu mat'am yang ada didaerah bawwabat taltah, dengan lahapnya kami makan bersama seolah dua sejoli yang sedang nge-date (cuman mirip woii... Mirip ya, bukan asli). Kulihat bang ochid begitu lahap memakan firakh, seakan-akan satu ons firakh habis dalam satu suapan karena cepat sekali dia makan. Setelah kami beres makan dan kenyang, saya bertanya kepada mang ochid : "mang bagaimana proyek bukunya? ". "Alhamdulillah.... Semua lancar, buku nikah yang menjadi proyek tahun sekarang sudah beres dan sudah bisa di order". Senang sekali melihat senior dengan karya yang luar biasa seperti itu, saya penasaran dengan dengan karyanya tersebut yang bernama "buku nikah" . Rasanya saya harus membacanya, sambil berharap mang ochid memberikan bukunya kepada saya secara gratis dan spesial dengan tanda tangannya sendiri di cover depan buku. Saat saya akan meminta buku tersebut, mang ochid mendahului percakapan dengan bertanya kepada saya : "Bagaimana kegiatan sekarang selain di markaz lughah?". "Alhamdulillah mang paling selain itu fokus di tahfidz dulu, InsyaaAllah". Setelah menjawab pertanyaannya dia berkata lagi kepada saya. "Iya bagus, seperti itu. Awas antum jangan mau semuanya langsung digarap, nantinya malah tidak fokus. Sekarang bereskan saja dulu markaz lughah fokus aja, kalau mau tambah kegiatan, bisa dengan tahfidz atau menulis. Sedikit demi sedikit lah... Seperti makan, makan pun tidak akan terasa nikmat kalo langsung di masukan ke dalam mulut semuanya, tapi sesuap demi sesuap, makanan tersebut menjadi lebih nikmat dan enak. Dan jangan dulu mengejar cinta, fokus saja belajar. Nah.... Hasil dari belajar tersebut pasti kamu akan mendapatkan cinta. Kalau kamu sekarang malah sibuk chatingan sama si dia, kapan atuh kamu memiliki waktu untuk berusaha mencoba membahagiakan dia serta calon mertua dan orang tua mu, mubazir waktu vrrooh... Cinta tidak usah dicari tapi dibangun, dengan caramu membangun dirimu sendiri maka akan datang sosok yang persis seperti dirimu". Setelah mendengar perkataannya saya hanya bisa menjawab : "Iya mang makasih, tenang aja mang alhamdulillah masih jomblo aja sekarang mah". Saya kembali bertanya kepada beliau tentang menjadi seorang penulis : "Mang bagaimana rasanya menjadi seorang penulis dan Blogger?". "Ya rasanya senang, bisa mencurahkan isi hati lewat kata-kata, dan bisa menyebarkan ilmu kita melalui tulisan tersebut". Jawabnya dengan raut muka yang gembira karena kenyang habis makan firakh. Saya pun bertanya kembali karena masih sangat penasaran  : "Memangnya..... Semua orang bisa menjadi penulis mang?". Beliau pun menjawab dengan penuh motivasi serta nasihat : "Tentu saja bisa, semua orang bisa menjadi penulis. Dengan berusaha se-maksimal mungkin serta berdo'a kepada Allah SWT, InsyaaAllah diberikan jalan serta kemudahan oleh-Nya. Dan jangan lupa luruskan niat dari awal, jangan sampai niat menulis itu hanya untuk mendapat popularitas, menjadi terkenal, atau buat nambah followers instagram segala, bahkan untuk mendapatkan perhatian dari si dia. Hilangkan semua niat seperti itu, tanamkan dalam diri bahwa kita menulis niat ridha Allah SWT, membanggakan orangtua, dan tentunya menyampaikan ilmu yang kita miliki". Saat itu semangat saya semakin menyala untuk menjadi seorang penulis. 

Namun seperti biasa, ada saja perasaan tidak mampu dan berkecil hati di dalam diri ini. Saya hanya bisa menjawab pertanyaan beliau dengan senyuman manis : "Kalau begitu mang saya juga mau jadi penulis, cuman nanti kalo sudah mempunyai skill mempuni tentunya... Hehehe". Namun beliau membalas ucapan saya tadi dengan lantang : "Kalau seperti itu kapan punya skill nya.... Justru kalau dari sekarang kamu bakal terlatih, otomatis ketika dibiasakan skill pun akan muncul dengan sendirinya. Kamu jangan takut, ketika tulisan kamu jelek seperti sampah bahkan dihina. Justru dari hal tersebut kamu harus ambil hikmahnya, bahwa ada orang yang peduli kepada tulisan kamu dan mencoba mengoreksi kesalahannya". Disana saya hanya bisa terdiam dan merenungkan ucapan senior saya tersebut. Akhirnya, pada hari itu saya kenyang dan tentunya mendapat ilmu dan nasihat yang sangat berharga dari senior. Saya akhirnya pulang ke rumah setelah makan bersama beliau untuk beristirahat, walaupun pada hari itu saya gagal mendapatkan buku mang ochid secara gratis.

Akhirnya sejak saat itu, saya bertekad untuk menjadi penulis dan membuat blog pribadi. Dan hari ini menjadi titik balik saya untuk menulis salah satu tulisan atau "coretan pertama" saya yang ditulis dalam blog ini. Semoga dengan coretan ini saya dapat menyampaikan ilmu yang saya miliki, menambah pengetahuan, serta mengasah kemampuan dalam hal menulis. Walaupun tulisan ini hanya sebatas coretan sederhana dan pastinya jauh dari kata sempurna, tapi inilah tulisan pertama  saya yang seolah-olah seperti cinta pada pandangan pertama yang menusuk ke dalam jiwa, yang menunjukan  usaha dan semangat saya untuk menjadi lebih baik lagi. Mulai hari ini ku membaca bismillah..., semoga Allah selalu menyertai dalam usaha saya untuk meraih ridha-Nya.... Wallaahu musta'an.
#bangopeng (Rabu, 21 Desember 2016)